About

Selasa, 22 November 2016

seniman indonesia

           Seniman Indonesia yang terkenal dimata dunia

Indonesia sangat dikenal di mata dunia dengan alam, budaya, dan kulinernya yang beragam, tidak hanya itu, Indonesia ternyata juga juga memiliki segudang seniman-seniman senirupa hebat yang juga sangat tersohor di dunia.

Berikut nama seniman dan hasil karyanya yang berasal dari Indonesia dan sering diwacanakan di forum senirupa Dunia. Sudah sepatutnya kita bangga akan jasa-jasa dan karya para pelukis dari Indonesia ini. Kita sebagai bangsa yang hebat tidak boleh melupakan hasil karya para seniman yang sudah sangat mendunia ini, bahkan pernah menjadi topik perundingan utama pada Forum Senirupa Dunia.
cekidoottt....


1. Raden Syarif


Seniman Terkenal dari Indonesia


Raden Saleh Sjarif Boestaman adalah salah seorang pelukis paling terkenal dari Indonesia. Bisa dibilang ialah orang pertama Indonesia yang meng-internasional. Pergaulannya yang lusa menghantarkannya pada bangsawan dan keluarga kerajaan Inggris, Prusia, Austria dan Belanda. Tak sedikit pula yang menganugerahinya tanda penghargaan, yang kemudian selalu ia sematkan di dada. Di antaranya, bintang Ridder der Orde van de Eikenkoon (R.E.K.), Commandeur met de ster der Frans Joseph Orde (C.F.J.), Ksatria Orde Mahkota Prusia (R.K.P.), Ridder van de Witte Valk (R.W.V.), dll.

Seniman Terkenal dari Indonesia


Sedangkan penghargaan dari pemerintah Indonesia diberikan tahun 1969 lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, secara anumerta berupa Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia. Wujud perhatian lain adalah, pembangunan ulang makamnya di Bogor yang dilakukan oleh Ir. Silaban atas perintah Presiden Soekarno, sejumlah lukisannya dipakai untuk ilustrasi benda berharga negara, misalnya akhir tahun 1967, PTT mengeluarkan perangko seri Raden Saleh dengan reproduksi dua lukisannya bergambar binatang buas yang sedang berkelahi. Berkat Raden Saleh, Indonesia boleh berbangga melihat karya anak bangsa menerobos museum akbar seperti Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda, dan dipamerkan di museum bergengsi Louvre, Paris, Perancis.

2. Affandi Koesoema

Seniman Terkenal dari Indonesia


Affandi Koesoema adalah seorang pelukis yang dikenal sebagai Maestro Seni Lukis Indonesia, mungkin pelukis Indonesia yang paling terkenal di dunia internasional, berkat gaya ekspresionisnya yang khas.

Seniman Terkenal dari Indonesia


Pada tahun 1950-an ia banyak mengadakan pameran tunggal di India, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat. Pelukis yang produktif, Affandi telah melukis lebih dari dua ribu lukisan.

3. Basoeki Abdullah
Seniman Terkenal dari Indonesia
Basoeki Abdullah adalah salah seorang maestro pelukis Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. 
Seniman Terkenal dari Indonesia
Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia, disamping menjadi barang koleksi dari berbagai penjuru dunia.

4. Barli Sasmitawinata
Seniman Terkenal dari Indonesia
Barli Sasmitawinata adalah seorang pelukis realis asal Indonesia. Ia mulai menekuni dunia seni lukis sekitar tahun 1930-an dan merupakan bagian dari “Kelompok Lima” yang juga beranggotakan Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, dan Wahdi. Awalnya ia menjadi pelukis atas permintaan kakak iparnya pada tahun 1935 agar ia memulai belajar melukis di studio milik Jos Pluimentz, pelukis asal Belgia yang tinggal di Bandung. Di sana ia banyak belajar melukis alam benda. Setelah berguru pada pelukis Italia Luigi Nobili (juga di Bandung), pada tahun 1950-an ia lalu melanjutkan pendidikan seni rupa di Eropa.
Seniman Terkenal dari Indonesia
Latar belakang pendidikan tingginya di Belanda dan Perancis (Académie de la Grande Chaumière, Paris, 1950 dan Rijksakademie van beeldende kunsten, Amsterdam, 1956) terwakili dalam karya-karyanya yang menunjukkan penguasaan teknik menggambar anatomi tubuh secara rinci.

5. Hendra Gunawan
Seniman Terkenal dari Indonesia
Hendra Gunawan dilahirkan pada 11 Juni 1918 di Bandung, Jawa Barat. Ia beruntung karena sempat sempat masuk sekolah dan belajar melukis pada Wahdi, seorang pelukis pemandangan. Kegiatannya bukan hanya melukis semata, tetapi pada waktu senggang ia menceburkan diri pada grup sandiwara Sunda sebagai pelukis dekor. Dari pengalaman itulah, ia mengasah kemampuannya.
Seniman Terkenal dari Indonesia
Pertemuannya dengan Affandi merupakan fase dan sumber inspirasi jalan hidupnya untuk menjadi seorang pelukis. Keberaniannya terlihat ketika ia membentuk Sanggar Pusaka Sunda pada tahun 1940-an bersama pelukis Bandung dan pernah beberapa kali mengadakan pameran bersama. Lukisan “Pengantin Revolusi”, disebut-sebut sebagai karya empu dengan ukuran kanvas yang besar, tematik yang menarik dan warna yang menggugah semangat juang. Nuansa kerakyatan menjadi fokus dalam pemaparan lukisannya.

hasil batik canting

Hasil gambar untuk contoh hasil batik canting



     CONTOH HASIL BATIK CANTING
Hasil gambar untuk contoh hasil batik cantingHasil gambar untuk contoh hasil batik canting











Hasil gambar untuk contoh hasil batik canting

hasil seni lukis








                                   CONTOH HASIL SENI LUKIS


Hasil gambar untuk contoh gambar seni lukisHasil gambar untuk contoh gambar seni lukis

Hasil gambar untuk contoh gambar seni lukis

Hasil gambar untuk contoh gambar seni lukis

Hasil gambar untuk contoh gambar seni lukis








Hasil gambar untuk contoh gambar seni lukis

teknik seni lukis

CARA PEMBUATAN SENI LUKIS


1.    Memunculkan gagasan
untuk memunculkan gagasan kreatif, dapat ditempuh dengan cara :
-    Mempelajari atau membaca buku,
-    Melihat film-film dokumenter tentang lukisan,
-    Mengunjungi kegiatan pameran atau museum,
-    Melihat objek secara langsung, dan
-    Mengembangan imajinasi.


2.    Memilih bahan
setelah terbentuk/muncul gagasan kreatif tersebut, langkah selanjutnya adalah memilih bahan yang akan digunakan , misalnya :
-    Menggunakan kertas gambar/karton dan pastel,
-    Menggunakan kertas gambar/karton dan spidol,
-    Menggunakan kertas gambar dan cat air,
-    Menggunakan kertas gambar dan cat aklirik, dan
-    Menggunakan kain kanvas yang dibentangkan/bingkai dan cat minyak.


3.    Menentukan teknik
ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melukis, diantaranya :
-Teknik transparan warna (warna tipis),
-Teknik plakat warna (tebal),
-Teknik goresan ekspresif dengan menggunakan jari atau palet,
-Teknik tebal dan bertekstur (bertekstur warna), dan
- Teknik timbul.


4.    Membuat sketsa
setelah bahan dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa gambar. Yang dimaksud sketsa adalah gambar awal yang akan dibuat lukisan. Sketsa inilah yang nantinya diselesaikan menjadi sebuah lukisan yang sempurna.


5.    Menyempurnakan lukisan
tahap melukis yang terakhir adalah menyempurnakan /menyelesaikan sketsa yang telah dibuat yaitu dengan cara :
-Mewarnai sketsa dengan goresan tipis pada objek pokok (positif) dan latar belakangnya (negatif)
-Menyempurnakan lukisan dengan kontur, penyinaran (spot light), penegasan, dan penentuan gelap terang.

unsur seni rupa terapan

Unsur Unsur Seni Rupa Terapan

Unsur-unsur seni rupa adalah unsur-unsur yang mewujudkan atau menciptakan suatu karya seni rupa. Unsur-unsur seni rupa tersebut ada 8, yaitu titik, garis, bidang, bentuk, tekstur, warna, cahaya, dan ruang.

Unsur Unsur Seni Rupa

1. Titik

Titik merupakan unsur dasar dalam seni rupa. Di antara unsur-unsur seni rupa yang lain, unsur ini adalah unsur yang ukurannya paling kecil. Semua wujud karya seni rupa, diawali oleh titik. Meski sederhana, titik juga dapat menjadi perhatian pusat, terutama jika berkumpul dan dipadukan dengan unsur seni rupa yang lain.

2. Garis Garis adalah goresan berbatas dengan dimensi memanjang dan memiliki suatu arah tertentu.  Unsur seni rupa yang satu ini memiliki beberapa sifat, antara lain pendek, panjang, miring, lurus, vertikal, horizontal, tebal, tipis, halus, berombak, melengkung, patah-patah, dan lainnya. Garis dalam seni rupa digunakan untuk memperoleh kesan tertentu, misalnya membuat kesan megah, kekar, simpel, kuat, atau agung.


Unsur Unsur Seni Rupa

3. Bidang

Bidang adalah unsur seni rupa yang dibentuk oleh hubungan beberapa garis. Bidang mempunyai dimensi panjang dan lebar. Berdasarkan jenisnya, bidang dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu bidang geometris, bidang biomorfosis (organis), bidang tak beraturan, dan bidang bersudut. Adapun berdasarkan bentuknya, unsur unsur seni rupa ini dibedakan menjadi  segitiga, bidang segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan lain sebagainya.

Unsur Unsur Seni Rupa

4. Bentuk atau Bangun

Bentuk merupakan unsur seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi. Bentuk dapat menyatakan sifat dari sebuah karya seni rupa, misalnya ornamental, bundar, kotak, atau tak beraturan (absurd). Adapun bentuk yang memiliki unsur nilai (value) disebut bentuk plastis (form) misalnya seperti meja, kursi, lemari, dan lain sebagainya.

Unsur Unsur Seni Rupa

5. Tekstur

Tekstur adalah unsur seni rupa yang menjadi sifat permukaan dari sebuah benda. Tekstur menyatakan kesan halus, kasar, kusam, mengkilap, licin, berpori, dan lain sebagainya. Tekstur dapat diketahui  melalui indra penglihatan dan rabaan. Penglihatan menyatakan tekstur semu (maya) sedangkan rabaan menyatakan tekstur nyata.

6. Warna

Warna adalah unsur seni rupa yang memiliki spektrum tertentu dalam sebuah cahaya sempurna (berwarna putih). Suatu warna dapat diketahui identitasnya melalui panjang gelombang cahaya. Warna seringkali menjadi unsur utama yang digunakan untuk karya seni rupa. Berdasarkan spektrumnya, warna dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu warna primer, warna sekunder, warna tersier, warna analogus, dan warna komplementer.

Unsur Unsur Seni Rupa
  1. Warna primer adalah warna dasar yang tidak dapat diperoleh melalui campuran warna lain. Contoh warna ini antara lain kuning, merah, dan biru.
  2. Warna sekunder adalah warna yang diperoleh melalui hasil percampuran dua warna primer. Contoh warna ini antara lain oranye (jingga), ungu, dan hijau.
  3. Warna tersier adalah warna yang diperoleh dari hasil percampuran dua warna sekunder. Contoh warna ini antara lain aquamarine, chartreuse, marigold, vermilion, magenta, dan violet.
  4. Warna analogus adalah warna yang letaknya berada dalam deretan dalam suatu lingkaran warna. Contoh warna ini antara lain deretan warna hijau yang menuju warna kuning, deretan warna ungu menuju warna merah,dan lain sebagainya.
  5. Warna komplementer adalah warna kontras yang saling berseberangan dalam sebuah lingaran warna. Contoh warna ini antara lain deret warna kuning yang berseberangan ungu, merah yang berseberangan denga hijau, dan lain sebagainya.

7. Gelap dan Terang

Gelap dan terang atau cahaya juga merupakan unsur unsur seni rupa yang dapat mempengaruhi keindahan suatu seni rupa. Cahaya berguna untuk menggambarkan benda tampak menjadi 3 dimensi, menyatakan kesan kedalaman, dan memberi perbedaan kontras.
Cahaya gelap dan terang dapat dibuat melalui daya pancar atau pencampuran hitam dan putih.

Unsur Unsur Seni Rupa Terapan 2 dan 3 Dimensi

8. Ruang (kedalaman)

Ruang menjadi salah satu unsur seni rupa 3 dimensi. Ruang dapat dilihat dalam seni arsitektur rumah, gedung, atau bangunan lainnya. Sedangkan dalam seni rupa 2 dimensi, unsur unsur seni rupa yang satu ini hanya bersifat semu. Ruang dalam seni rupa dua dimensi dapat ditemukan melalui penggambaran pipih, menjorok, cembung,datar, cekung, jauh, dekat, dan lain sebagainya.

Unsur Unsur Seni Rupa Terapan 2 dan 3 Dimensi
Nah, dem

unsur seni rupa 3 dimensi


Unsur Seni Rupa 3 Dimensi

Karya seni rupa 3 dimensi mempunyai unsur yang membentuk kesatuan sehingga dapat memperindah atau mempercantik pada karya seni rupa 3 dimensi.
Berikut ini unsur-unsur yang membentuk karya seni rupa:
1.Titik
Titik merupakan unsur karya seni rupa yang paling dasar dan paling kecil. Titik seperti sebuat bintik dalam seni rupa. Dengan sebuah titik, seseorang bisa mendapatkan ide baru dalam berkarya seperti membuat garis dan ruang. Selain itu titik mempunyai pusat perhatian tersendiri bilang sendiri atau mempunyai warna yang mencolok berbeda sendiri dari yang lainnya.
2.Garis
Garis merupakan goresan atau batas suatu benda, ruang, bidang, warna, tekstur dan sebagainya. Garis mempunyai dimensi yang cenderung memanjang dan mempunyai arah tertentu. Gari juga memiliki beberapa sifat seperti panjang, pendek, horizontal, vertikal, tipis, lurus, berombak, melengkung, tebal, patah-patah, miring, halus dan lain-lain.
Selain itu garis juga mempunyai berbagai bentuk seperti garis mendatar, garis tegak, garis miring, garing lengkung, garis bersilang, garis sejajar, garis zig zag, garis spiral dan garis gelombang. Penggunaan garis dalam sebuah gambar juga memiliki kesan tertentu, seperti garis lurus mempunyai kesan kesan keras, garis patah-patah yang memiliki kesan kaku.
3.Bidang
Salah satu karya seni rupa yang dibentuk atau terbentuk dari hubungan beberapa garis disebut bidang. Bidang memiliki dimensi panjang, lebar atau bisa disebut juga pipih. sedangkan bentuk memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, oleh sebab itu bentuk mempunyai isi atau volume.
Berdasarkan bentuknya, bidang dan bentuk memiliki beragam macam seperti bidang geometris, bidang simetris, bidang organis dan lain sebagainya.
4.Bentuk
Bentuk bisa diartikan sebagai bangun atau plastis. Bangun mempunyai bentuk yang polos. Sedangkan bentuk plastits bukan hanya dilihat dari bentuknya saja, melainkan ada nilai dan maknanya sepeti lemari, lemari bukan hanya sebuah benda tetapi memiliki kegunaan untuk meletakkan pakaian.
5.Tekstur
Tekstru adalah sifat permukaan sebuah benda. Sifatnya kasar, halus, berpori, licin, mengkilap dan sifat-sifatnya bisa dirasakan lewat indra mata dan indra peraba. Berdasarkan jenisnya tekstur terbagi menjadi dua macam yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata mempunyai nilai dan kandungan yang sama dengan pengelihatan dan perabaan, sedangkan tekstru semua tidak mempunyai nilai dan kandungan yang sama dengan pengelihatan dan perabaan.

seni lukis zaman prasejarah

  SENI LUKIS ZAMAN PRASEJARAH
1. Seni Lukis Prasejarah Indonesia
Pada zaman prasejarah, seni lukis memegang peranan penting karena setiap lukisan mempunyai makna dan maksud tertentu. Pada zaman tersebut lukisan dibuat pada dinding-dinding gua dan karang. Salah satu teknik yang digunakan oleh orang-orang gua untuk melukis di dinding-dinding gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu disemprot dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral berwarna. Teknik menyemprot ini dikenal dengan nama aerograph. Media lain yang digunakan untuk membuat lukisan adalah tanah liat. Pewarna yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami seperti mineral dan lemak binatang. Pada umumnya tujuan dan tema yang dipilih untuk membuat lukisan-lukisan tersebut adalah magis.
Contoh karya seni lukis yang dihasilkan pada zaman prasejarah dapat dilihat di Gua Leang Pattakere di Maros, Sulawesi Selatan. Lukisan tersebut menggambarkan adegan perburuan. Selain itu, ada juga lukisan pada dinding-dinding gua di pantai selatan Irian Jaya (Papua). Lukisan yang terdapat di tempat tersebut menggambarkan nenek moyang. Hal yang menarik perhatian pada lukisan yang tersebar di daerah yang amat luas itu adalah siluet tangan yang terdapat di manamana. Cap tangan ini terdapat pula di Sulawesi Selatan, pada lukisan di tebing batu di teluk Sulaeman Seram, di teluk Berau Papua, dan di pulau Arguni dan di kepulauan Kei. Selain motif bayangan tangan, motif yang terdapat di banyak tempat ialah sosok manusia, perahu, matahari, bulan, burung, ikan, kura-kura, manusia, kadal, kaki, dan babi rusa.
2. Seni Lukis Hindu Klasik Indonesia
Setelah zaman prasejarah berakhir, bangsa Indonesia telah memiliki berbagai macam keahlian seperti pembuatan batu besar berbentuk piramida berundak, seni tuang logam, pertanian dan peralatannya, seni pahat, serta pembuatan batik yang dikembangkan dengan penambahan unsur-unsur baru pada waktu masuknya pengaruh Hindu. Zaman ini merupakan babak baru dalam periodisasi kebudayaan di Indonesia dan dapat dikatakan sebagai zaman sejarah karena pada zaman ini telah ditemukan peninggalan berupa tulisan. Hal ini terjadi karena adanya kontak kebudayaan dengan India sekitar abad ke-5 M.

Tema yang umum digunakan pada suatu karya seni pada masa ini antara lain tema agama, mitologi, legenda, dan cerita sejarah. Contohnya lukisan Bali Klasik yang berisi cerita Ramayana dan Mahabharata. Gaya yang dipakai pada pahatan dinding candi zaman Majapahit adalah gaya wayang dengan komposisi bidang mendatar yang padat dan sarat dengan stilasi. Sebutan gaya wayang di sini menunjukkan tanda persamaan dalam stilasi bentuk tokoh cerita wayang kulit dan lukisan Bali Klasik. Warna lukisan terbatas pada warna-warna yang dapat dicapai bahan alami seperti kulit kayu, daun-daunan, tanah, dan jelaga. Lukisan dibuat pada kain memanjang tanpa dipasang pada bingkai rentang sehingga hasilnya menyerupai lukisan gulungan. Seperti juga pahatan dinding candi dan gambar lontar, fungsi dari lukisan Bali Klasik adalah sebagai media pendidikan sesuai dengan ajaran agama atau falsafah hidup zaman Hindu.
Seni lukis di Bali mulai berlangsung ketika kebudayaan Hindu Jawa Timur terdesak oleh kebudayaan Islam. Keberadaan seni lukis yang menyatu dan berakulturasi dengan kebudayaan Hindu menjadi khas dan dikenal oleh berbagai negara hingga kini. Perkembangan seni lukis Hindu-Bali dapat diuraikan dalam tiga bagian, yaitu seni lukis Kamasan, seni lukis Pita Maha, dan seni lukis Seniman Muda.
3. Seni Lukis Islam Indonesia
Seperti pada zaman Hindu, kesenian Islam di Indonesia berpusat di istana. Seorang seniman tugasnya tidak semata-mata menciptakan karya seni, akan tetapi ia juga seorang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan dan filsafat, di samping mengenal cabang seni lainnya. Pada seni Islam, terdapat suatu pantangan untuk melukiskan motif makhluk hidup dalam bentuk realistis. Para seniman melakukan upaya kompromistis dengan kebudayaan sebelumnya.

Dalam hal ini toleransi Islam mendukung proses kesinambungan tradisi seni rupa sebelumnya, tetapi dengan nafas baru, seperti hiasan dengan motif stilasi binatang dan manusia dipadukan dengan huruf Arab, baik dalam penerapan elemen estetis pada mesjid, penggarapan seni kriya, lukisan atau kaligrafi. Adapun pembuatan patung, dibuat demikian tersamar sehingga seolah-olah gambaran ini hanya berupa hiasan dedaunan atau flora.
Biasanya lukisan dibuat sebagai hiasan yang menggambarkan cerita-cerita tokoh dalam pewayangan atau lukisan binatang candra sangkala dan tentang riwayat nabi. Adapun bentuk lukisan yang disamarkan seperti lukisan kaca yang berasal dari Cirebon.
4. Seni Lukis Indonesia Baru
Seni lukis Indonesia baru berkembang setelah masa seni lukis Islam. Berikut ini latar belakang lahirnya seni lukis Indonesia baru beserta perkembangannnya.
a. Latar Belakang
Seni lukis Indonesia baru yang berkembang di Indonesia seperti juga kesenian pada umumnya tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa menempatkannya dalam keseluruhan kerangka masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Perkembangan jarya seni lukis Indonesia dipengaruhi kuat oleh kekuatan sejarah. Latar belakang lahirnya seni lukis Indonesia baru adalah sebagai berikut.
1. Warisan Budaya
Warisan budaya merupakan bagian dalam pembentukan watak seorang manusia yang berdasar pada hubungan manusia itu dengan keadaan di sekelilingnya. Di dalamnya terkandung hubungan kejiwaan antara intuisi manusia dan emosi manusia dengan realitas yang tak terumuskan.
2) Kekuatan sejarah
Kekuatan sejarah yang berupa kejadiankejadian dan gejala-gejala sosial yang sedang berlangsung di sekeliling seniman. Kehidupan sosial dengan pergolakanpergolakan dan perjuangan nasional. Tumbuhnya kesadaran nasional yang mencetuskan Sumpah Pemuda pada 1928 pun merupakan gejala masyarakat yang menjadi dorongan kuat di masa awal perkembangan seni lukis Indonesia baru.
3) Pengaruh Barat
Pengaruh barat adalah kenyataan yang juga merupakan kekuatan sejarah. Masa sebelum merdeka misalnya, mengakibatkan persentuhan antara seni lukis Indonesia pada awal pembentukannya dengan seni lukis Barat. Majunya media komunikasi dunia dan percampuran peradaban dunia seni rupa pun menjadi masalah khusus.